Idealisme Politik Di Mata Yusril*


Disusun oleh : Ramdhany

Mohammad Natsir mengatakan kepada saya bahwa perjuangan politik itu kadang-kadang seperti menghadapi 'tembok tebal' yang sulit dihancurkan. Namun ketika seseorang berjuang, dia melakukan sesuatu di atas suatu dasar pemikiran dan keyakinan. Pemikiran dan keyakinan itulah yang dalam bahasa sederhana disebut sebagai ideologi dan sekaligus idealisme.

Ideologi adalah keyakinan akan sesuatu yang dianggap sebagai kebaikan yang diartikulasikan ke dalam suatu tindakan atau gerakan. Di dalamnya terkandung idealisme, sesuatu yg dianggap ideal dan baik yg harus diperjuangkan secara terus menerus.. Perjuangan takkan pernah berhenti dari zaman ke zaman. Karena setiap zaman akan memunculkan tantangan tersendiri yang memerlukan jawaban.

Pemimpin lahir dan mati, silih berganti memperjuangan idealisme. Ada kalanya mereka menang, ada kalanya mereka tewas dan binasa. Tak ada kata mengalah dalam memperjuangkan idealisme, walau terkadang banyak pejuang yang kalah dan dikalahkan.

Natsir dan banyak pengikutnya bisa dikatakan sebagai orang-orang yang tidak mengenal kata kalah. Namun mereka seringkali dikalahkan.

Kalah dan menang, terkadang hanyalah soal waktu. Biarlah idealisme itu tetap tersimpan di hati dan pikiran. Suatu ketika dia akan menang.

Kami adalah orang-orang yang percaya bahwa apa yang kami anggap kebenaran pada dasarnya akan tetap tegak dan menang. Walau untuk sementara waktu, mungkin saja dia dikalahkan. Namun tetaplah berjuang, apapun yg akan terjadi.

Negara ini, Republik Indonesia, adalah negara kita bersama. Kita bisa berbeda visi bagaimana membina dan mengelolanya. Saya takkan kehilangan idealisme bagaimana membuat bangsa dan negara ini menjadi lebih baik, walau sering saya berbeda pendapat dengan yang lain mengenai sesuatu hal.

Saya belajar banyak dari sudut keilmuan untuk menata bangsa dan negara ini. Juga belajar dari banyak pengalaman sulit dalam menanganinya. Semuanya itu menjadi bahan pelajaran, bukan buat saya sendiri saja, tetapi juga buat orang lain, generasi yang akan datang.

Umur manusia sangatlah pendek, umur sebuah bangsa dan negara begitu panjang dan tak terbatas. Karena itu, hendaknya setiap orang tidak berpikir untuk sesuatu yang pendek. Mereka harus berpikir tentang kebaikan bangsanya ke depan. Pikiran-pikiran seperti itu terkadang tidak terpahami kecuali bagi mereka yg mau merenung dalam-dalam.

Zaman ini banyak orang berpikir instan, cepat dan sederhana, lalu kemudian kehilangan kedalaman dan idealismenya. Namun, jangan lupakan misi dan tujuan kehidupan kita dalam membangun bangsa dan negara. Kita harus melangkah ke depan.

MERDEKA ! ! !

*Tulisan ini bersumber dari kuliah twitter Prof. Yusril Ihza Mahendra dengan perubahan seperlunya tanpa mengurangi substansi tulisan.

comment 0 komentar:

 
© Electa Watch | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger