Menyoal Tuhan


Menyoal Tuhan sudah menjadi bincangan umum bagi mahasiswa Ushuludin, selain tema ini menarik karena dianggap barang haram yang baru saja dihalalkan juga—bagi sebagian mahasiswa—menjadi tuntutan moral sebagai pertanggungjawaban kesarjanaannya.  Rutinitas itu setidaknya menelurkan pandangan bahwa gelar mahasiswa Ushuluddin akan terasa hambar jika belum sampai pada pernyataan “Tuhan adalah ilusi”, “Tuhan maha Jombo” atau “Tuhan tak berkolor”. Pola pembacaan kritis atas realitas ketuhanan tersebut amat mengagumkan sekaligus mengkhawatirkan penulis.
 
Mengagumkan jika melirik Cara pandang mereka terhadap realitas yakni aku yang mengalami, aku yang sadar, aku yang otonom menjadi tolok ukur dalam menilai segala sesuatu. Begitupun dengan persoalan Tuhan, dogmatism dan irasionalitas agama yang terselubung berabad abad ditelanjangi tanpa ampun oleh konstruksi nalar modernitas. Maka tidak aneh, bila sebagian mahasiswa memilih ‘aku menjadi atheis’.  

Mengkhawatirkan jika diskursus Ketuhanan ini hanya menjadi dagelan belaka, padahal persoalan menyangkut kepercayaan akan Tuhan adalah persoalan serius yang seharusnya dibahas secara konprehensif. Kecurigaan akan penghayatan keagamaan menjadi tidak berimbang jika memaksa menutup segala kemungkinan untuk bertuhan. Tampak ironis melihat mereka Menelan mentah-mentah kritik agama tanpa nalar kritis, mengendus-endus, yang pada gilirannya prahara ini menjadi semacam teror yang ditunggu.

Tak mungkin jika penulis menjamah berbagai turunan dari persilangan faham keagamaan dengan segala penghayatannya, oleh karena itu, penulis ingin membatasi diri dengan  kritik skeptisime modernitas. Tema yang menurut penulis cukup mendesak untuk didiskusikan.

Meragukan untuk meyakini, mentiadakan untuk mengadakan secara mutlak, sekian lama menjadi asumsi dasar gagasan rasionalisasi teologi modern. Metodoe keraguan ini pertama kali di kenalkan oleh bapak modern, rene Descartes. Berbeda dengan kawanan lamanya atheism, jelas sekali panganut faham ini menggunakan segala keraguan memang untuk keraguan semata, mentiadakan justru karena tiada.

comment 0 komentar:

 
© Electa Watch | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger